COPY-PASTE BLOG

Sabtu, 09 April 2011

Situs Dunia Bebas

Ada saja orang yang memiliki jiwa oportunis yang kemudian memanfaatkan larangan google yang tidak mengarahkan para pencari di mesin googlenya ke arah situ-situ Porno. Dengan mengetahui bahwa banyak sekali orang yang menginginkan situs-situs seperti ini, sebuah mesin pencari yang mengkhususkan diri untuk menampilkan hasil pencarian situs-situs mesum pun dibangun. Alhasil, situs *removed menyusul disahkannya ruu ITE* pun dilahirkan.
Dengan gambar yang sedemikian mencolok yang memasang buah dada (maaf) perempuan untuk mengganti dua buah o yang berada alamat situs booble tersebut, mesin ini mengklaim sebagai mesing pencari nomer satu untuk mencari situs-situ berbau sex dan pornografi. Booble dot com sengaja mengambil nama yang mirip dengan google dengan mengganti huruf g dengan huruf b. Karena kemiripan inilah pihak google pernah melayangkan gugatan ke pengadilan agar booble dot com tidak lagi memakai nama yang mirip dengan google. Namun sayangnya gugatan ini tidak berhasil dimenangkan oleh google
Booble dot com akan mengarahkan para pencarinya ke situs-situs chat sex maupun situs-situs video sex. Mulai dari gambar-gambar sex maupun hal hal lain yang berbau porno. Ada beberapa pilihan di booble dot com untuk keperluan hal ini. live cam, Video on Demand, Toys and DVD’s, Image, Personal dan PornoTube. Silahkan anda buktikan sendiri.
Ah, kenapa yang berbau mesum selalu saja menarik banyak orang. Dan selalu saja ada yang memanfaatkannya untuk mengeruk penghasilan lebih dari kecenderungan orang-orang. Lihat situs-situs sex di Indonesia yang sedemikian menggejala dan bahkan mampu menarik iklan dari perusahaan-perusahaan besar semisal Telkom atau Indosat dengan bannernya. Saya bukannya tidak menyetujui hal ini atau melarang hal ini. Kecenderungan terhadap sexualitas adalah kewajaran. Saya pun mengakui bahwa saya memiliki kecenderung seperti itu. Namun dalam intensitas yang saya kira masih wajar. Jika ada isu baru mengenai video mesum atau gambar telanjang artis saya sih kepengen juga membuktikan dan melihatnya secara langsung. Selama saya bergelut di dunia maya mungkin hasrat untuk mencari hal-hal seperti ini sudah rendah terutama karena saya sekarang lebih asik untuk chatting maupun blogging. Melihat atau menonton hal-hal seperti itu hanyalah apabila sedang ada tren sehingga mengundang keingintahuan saya untuk membuktikannya sendiri. Sebatas itu saja.
Seksualitas dari sudut filsafat sangat jarang dibahas oleh para filosof. Setahu saya hanya Schopenhauer yang membahas dan mengelaborasi aspek seksualitas ini. Saya juga memiliki sejenis keyakinan kognitif bahwa membahas hal yang seperti ini bukanlah sebuah ketabuan. Saya juga sering diliputi keheranan kenapa hal atau kejadian atau pengalaman yang sebenarnya menjadi esensi dari kehidupan dan keberlangsungan hidup kita ini sedikit sekali dibahas di dunia filsafat. Kebanyakan pembahasan yang dilakukan bukan dari aspek filosofi tetapi malah aspek elaborasi badaniah tentang kiat-kiat memuaskan diri. Pembahasan mengenai kenapa ada emosi atau hasrat atau perasaan yang sedemikian intent (orgasme) yang sangat mirip dengan ekstase tidak di elaborasi lebih jauh. Alih-alih membahas bagaimana mekanisme secara filosofi ekstase ini terjadi, malah yang terjadi adalah bagaimana mencapai hal ini.
Saya sering membayangkan lewat pengetahuan sejarah saya mengenai gadis-gadis bali atau perempuan-perempuan bali yang konon dahulu kala selalu telanjang dada (sama persis dengan perempuan papua) dan pernah disebut sebagai surga oleh orang-orang barat. Dengan demikian saya kemudian berimajinasi karena orang bali adalah orang pelarian majapahit yang terusir oleh kerajaan demak yang menganut agama islam waktu itu, maka jaman majapahit dan sebelumnya saya kok merasa semua gadis-gadisnya adalah bertelanjang dada. Saya ingat cerita novel Arus Baliknya Pramoedya Ananta Toer yang juga mengindikasikan hal seperti ini. Sejarah Kebudayaan dan Adat Ketimuran kita yang sesungguhnya jika merujuk pada jaman Majapahit adalah adat bertelanjang dada. Pornografi itu memang sebuah konstruksi budaya. Setidaknya untuk sekarang ini Yang Porno dan Yang tidak memang telah berubah. Sebagaimana kita juga sering mengalami perubahan.
Booble dot com masih tetap mengeruk keuntungan dari libido-libido manusia yang pengen memuaskan kehendak paling alamiah. Dan kita masih akan terus berproses dan berargumen tentang semuanya ini. Entah itu porno atau tidak porno, entah itu mesum atau tidak mesum, entah itu berbau sex atau tidak berbau, entah itu telanjang atau tidak telanjang, kita akan selalu terlingkari dan terkelilingi oleh hal tersebut. Setidaknya bagi suami istri yang membuahkan anak-anak kehidupan dunia telanjang dan sexualitas adalah sebuah kewajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar